Jumat, 04 Maret 2011

Puisi Soe Hoek Gie tentang Mandalawangi


Sendja ini, ketika matahari turun
ke dalam djurang – djurangmu
aku datang kembali
ke dalam ribaanmu, dalam sepimu
dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbitjara
tentang manfaat dan guna
aku bitjara padamu tentang tjinta dan keindahan
seperti kau terima daku

aku tjinta padamu, Pangrango jang dingin dan sepi
sungaimu adalah njanjian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
tjintamu dan tjintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan
menjelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
dan bitjara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah soal keberanian,
menghadapi jang tanda tanja
tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
terimalah dan hadapilah”

dan antara ransel – ransel kosong
dan api unggun jang membara
aku terima itu semua
melampaui batas2 hutanmu,
melampaui batas2 djurangmu
aku tjinta padamu Pangrango
karena aku tjinta pada keberanian hidup


saya tidak begitu mengenal sosok Gie.karena saya bukan orang yang hidup pada era itu.yang saya baca di banyak buku dan tulisan,sosok Gie adalah sosok kontroversial.dia dicaci dan dimaki,tapi banyak juga yang menyanjungnya setinggi langit.

saya cuma bisa mengatakan kepada Gie bahwa"dia tidak sendirian"

Tidak ada komentar: